Jumat, 02 Maret 2012

Warga Persaudaraan Setia Hati Terate PSHT duel satu tewas satu kritis

Warga Persaudaraan Setia Hati Terate PSHT duel satu tewas satu kritis

Seorang pegawai percetakan di kawasan Margomulyo, Moch. Yusuf (23), warga Bojonegoro kos di Jl. Tanjungsari, ditemukan tewas dibunuh di gudang Margomulyo no. 51 dekat tol, Kamis (1/3) dinihari.

Pada sekujur tubuhnya ditemukan luka senjata tajam dibagian kepala diduga kehabisan darah dan menyebabkannya tewas. Korban tidak sendiri, melainkan bersama dua orang temannya, Agung dan Yudi.

“Agung hingga kini masih dirawat di RS PHC karena terluka bacokan yang sangat parah. Sedangkan Yudi hingga kini masih belum jelas keberadaannya karena kabur,” jelas Kompol Dolly A Primanto, Kapolsek Asemrowo.

Menurut Dolly, kejadian sekitar pukul 01.00. Bermula tiga orang korban masing-masing Yusuf, Yudi dan Agung mengendarai dua motor Yamaha Fiz R dan Yamaha Mio, menuju warung kopi dekat rel perlitasan untuk cangkruk.

Dalam perjalanan mendadak, dihadang lalu digiring ke gudang sepi dekat tol kemudian diserang empat pelaku mengendarai dua motor serta bersenjata tajam jenis celurit. Ketiga korban langsung diserang menyebabkan Agung dan Yusuf terluka bacok.

Seorang temannya Yudi, mengetahui diserang, langsung berteriak meminta tolong hingga terdengar satpam setempat. selanjutnya melaporkannya ke pos lantas dekat.

Selanjutnya dua korban dibawa ke RS PHC, untuk mendapatkan perawatan intensif namun dalam perjalanan Yusuf tewas lalu dibawa ke Kamar Mayat RSUD dr Soetomo, guna divisum.

“Kami masih belum mengetahui motiv penyerangan diduga perkelahian antar kelompok,” jelasnya. (sk/jto)

SURABAYA (suarakawan.com) – Tidak ada saksi yang mengetahui siapa penyerangan terhadap tiga kawanan pemuda di gudang Margomulyo 51, Kamis (01/03) dinihari.

Pasalnya, keadaan lokasi yang dekat tol malam itu memang sepi. Sehingga dengan leluasa pelaku menghabisi Moch. Yusuf (23) dan Agung (22), keduanya warga Bojonegoro.

“Keadaan lokasi memang sepi mas, tidak ada yang tahu,” jelas AKP Naf’an, Kanitreskrim Polsek Asemrowo, kepada suarakawan.com.

Beruntung Agung masih bisa diselamatkan meskipun saat ini terluka parah dan sedang dalam perawatan intensif di RS PHC. “Agung adalah saksi kunci untuk mengungkap pelaku pembunuhan ini,” tandas Naf’an.

Sebenarnya ada seorang temannya bernama Yudi yang menjadi saksi kunci utama namun hingga kini petugas masih memburunya karena usai kejadian kabur entah kemana.

Sebelumnya, seorang pegawai percetakan di kawasan Margomulyo, Moch. Yusuf (23), warga Bojonegoro kos di Jl. Tanjungsari, ditemukan tewas dibunuh di gudang Margomulyo no. 51 dekat tol, Kamis (01/03) dinihari.

Pada sekujur tubuhnya ditemukan luka senjata tajam dibagian kepala diduga kehabisan darah dan menyebabkannya tewas. Korban tidak sendiri, melainkan bersama dua orang temannya, Agung dan Yudi. (Sk/jto)

SURABAYA (suarakawan.com) – Terkait pengeroyokan yang terjadi di Margomulyo Surabaya, polisi masih menyelidiki kasus tersebut. Dua korban, Yusuf (tewas) dan Agung (luka berat), merupakan anggota persilatan Setia Hati Terate (SHT). Sebab, di motor korban terdapat stiker pencak silat.

Meski demikian, Kanit Reskrim Polsek Asemrowo, AKP Nafan, belum memastikan apakah konflik tersdebut akibat konflik dalam persilatan atau tidak. Sebab, sejauh ini di Surabaya tidak ada kegiatan SHT.

Kamsri, ibu Agung juga membenarkan jika anaknya adalah murid SHT. Kamsri mengatakan bahwa kegiatan latihan SHT hanya dilakukan Agung di Bojonegoro, bukan di Surabaya. Kamsri juga menjelaskan bahwa selama tinggal di Surabaya bersama pakdenya di Jalan Dupak, Agung justru pendiam. Tidak pernah berbuat ulah. Agung sendiri bekerja di sebuah bengkel motor (bukan percetakan).

“Ya, mungkin saja anak saya salah sasaran. Bisa saja yang punya masalah itu temannya. Nah, pas lagi duduk bareng, jadi kena imbas,” ujar Kamsri di PHC, Kamis (01/03)

Kini, Agung sendiri masih dirawat di PHC dan menjalni oprasi akibat urat nadinya putus. Sementara beberapa bagian tubuhnya juga terkena bacok. (Bs/jto)

Warga Persaudaraan Setia Hati Terate PSHT duel satu tewas satu kritis

6 komentar:

  1. Duh, Indonesia... kenapa saling membunuh seperti itu :(

    BalasHapus
  2. Inalilahi wainalilahi rojiun

    BalasHapus
  3. TUNGGAL GURU OJO GANGGU
    TUNGGAL BOPO OJO GUDO

    *LAMPERS

    BalasHapus
  4. Yoalah rek"
    pdo dulure kok yo paten"nan.

    BalasHapus
  5. treh psht ke yo ngno kui snengane ..

    BalasHapus
  6. belum tentu ini konflik antar organisasi,,mungkin ada masalah lain...

    BalasHapus

Silahkan Anda memberi komentar dengan menggunakan gambar-gambar diatas, dengan cara copy paste saja karakter di sampingnya dan selanjutnya menuliskan komentar. Komentar boleh memuji, mencela atau kedua-duanya asal tidak SARA.

Jika ingin komentar anda tidak dipublikasi, silahkan klik disini

Masih kesulitan juga membuat komentar? silahkan klik disini