Jumat, 15 Agustus 2008

Jadilah Pemaaf

Jadilah Pemaaf

Dendam adalah membekasnya keburukan orang lain di dalam hati. Sebagaimana kebaikan, keburukan akan membekas dalam hati.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Ka'ab bin Malik, ia berkata: "Aku telah mendengar Ka'ab bin Malik bercerita tentang hadis mengenai dirinya ketika beliau tidak ikut berperang bersama Rasulullah saw. Kemudian beliau menuturkan sebuah kisah tentang turunnya wahyu diterimanya taubat dirinya. Beliau berkata: "Aku masuk ke dalam masjid, ketika aku masuk Rasulullah sedang duduk dikelilingi para sahabat. Kemudian Thalhah bin Ubaidillah berdiri menghampiriku sambil berjalan mundur, sehingga dia berjabat denganku seraya mengucapkan selamat. Demi Allah swt, tidak berdiri menghampiriku seoarang laki-laki dari golongan Muhajirin kecuali dia. Abdullah bin Ka'ab bin Malik berkata: "Ka'ab bin Malik tidak pernah melupakan sikap baik Thalhah." (Hr.Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Nasa'i)

Apabila sudah yakin bahwa kebaikan tidak bisa dilupakan, maka demikian juga halnya dengan keburukan. Namun walau bagaimanapun kita tetap untuk berusaha sungguh-sungguh dalam membersihkan bekas keburukan orang lain (perasaan dendam) dari hati kita. Obatnya yaitu dengan cara memberi maaf dan ampunan. Maaf memiliki dua kebaikan. Pertama, melihat pahala bagi yang memaafkan. Kedua, mensyukuri Dzat yang telah menempatkan kita pada posisi orang yang memaafkan dan orang lain pada poisisi yang keliru. Kesempurnaan memberi maaf ditandai dengan ketulusan, yaitu bersihnya hati dari perasaan dendam.

Selain obat di atas, ada obat lain yang lebih mujarab, yaitu kesadaran bahwa sikap menyakitkan yang dilakukan orang lain terhadap diri kita tiada lain kecuali karena dosa pribadinya, atau sebagai kifarat dosa, atau untuk meningkatkan derajat, atau untuk menguji kesabaran diri kita. Namun kemudian ada lagi obat yang lebih mujarab daripada itu semua, yaitu kesadaran bahwa segala sesuatu adalah takdir dari Allah swt.

Bila kita telusuri al-qur'an yang berhubungan dengan konteks dan makna ayat-ayat yang berhubungan dengan al-afwu dan ash-shafhu ada dalam surat an-nûr ayat ke-22, yang menurut sejarah turunnya berkaitan dengan Abu Bakar ra dengan salah seorang yang ikut ambil bagian dalam menyebar luaskan gosip terhadap puterinya sekaligus isteri Nabi saw, Ibunda Aisyah. Begitu marahnya Abu Bakar sehingga ia bersumpah untuk tidak memaafkan dan tidak memberi bantuan apa pun kepadanya. Allah swt memberikan petunjuk dalam ayat tersebut,

"Hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Allah adalah Mahapengampun lagi Mahapenyayang" (Qs. an-Nur: 22).

Al-Afwu yang kemudian di Indonesiakan dengan "maaf", berarti "menghapus" karena yang memaafkan menghapus bekas-bekas luka dihatinya. Sedangkan ash-shafhu berarti "kelapangan" dan darinya dapat dibentuk kata shafhat yang berarti "lembaran" atau "halaman", serta mushafahat yang berarti "berjabat tangan". Seseorang yang melakukan ash-shafhu, seperti anjuran ayat di atas, dituntut untuk melapangkan dadanya sehingga mampu menampung segala ketersinggungan serta dapat pula menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru.

Ash-Shafhu yang digambarkan dalam bentuk berjabat tangan itu, lebih tinggi nilainya daripada memaafkan. Bukankah masih mungkin ada satu dua titik yang sulit bersih pada lembaran yang salah, walaupun kesalahannya telah dihapuskan? Karenannya, bukalah lembaran baru, tutup lembaran lama, dan wujudkan sikap ihsan. Inilah hal-hal yang paling disukai Allah swt, dan karenanya pula para agamawan berpesan, "Jika ada yang memaki Anda, janganlah makiannya Anda balas, tapi berkatalah, jika makian anda benar, saya bermohon semoga Allah mengampuniku; dan jika keliru, maka semoga Allah mengampuni Anda."

Marilah kita semua berlapang dada, mengulurkan tangan saling mengucapkan maaf. Semoga kita dapat kembali menemukan jati diri kita dan semoga kita bersama memperoleh ampunan dan ridla-Nya. Amin. Wallaahu a'lam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Anda memberi komentar dengan menggunakan gambar-gambar diatas, dengan cara copy paste saja karakter di sampingnya dan selanjutnya menuliskan komentar. Komentar boleh memuji, mencela atau kedua-duanya asal tidak SARA.

Jika ingin komentar anda tidak dipublikasi, silahkan klik disini

Masih kesulitan juga membuat komentar? silahkan klik disini